Tanggap darurat banjir Jakarta yang dimulai 17 Januari lalu berakhir hari ini, Minggu 27 Januari 2013. Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta menyatakan status siaga tetap diberlakukan hingga Maret. Sebab, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, curah hujan masih akan tinggi hingga akhir Februari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta, Syamsul Arfan Akilie, menjelaskan evaluasi banjir secara keseluruhan akan dilakukan pada bulan Maret. Namun, evaluasi harian masih terus dilakukan.
Syamsul mengakui masih banyak keterbatasan dalam penanganan banjir kali ini. "Kami akan membangun sistem yang lebih baik lagi untuk penanganan banjir di Jakarta," kata dia.
17 Januari 2013, banjir membenam Jakarta. Ibukota dalam kondisi darurat. Jalan Jenderal Sudirman dan MH Thamrin tenggelam. Kawasan Dukuh Atas hingga Sarinah menjadi 'sungai'. Gedung pencakar langit dikepung air bah. Lalu lintas lumpuh. Bahkan, air menorobos “ring 1” Istana Negara.
Menteri Koordinator Kesejahteraan, Agung Laksono, pun menyatakan Jakarta Siaga I. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menetapkan tanggap darurat bencana banjir sampai 27 Januari.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkirakan kerugian akibat banjir pekan lalu mencapai Rp20 triliun. Jumlah itu dihitung dari berbagai infrastruktur yang rusak termasuk jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Syamsul, dalam evaluasi nanti, seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Unit Kerja Perangkat Daerah terkait akan diajak untuk berkoordinasi. Salah satunya membahas perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir.